PROFIL YAYASAN

Profil Yayasan Edumadani Muslim Indonesia

Yayasan Edumadani Muslim Indonesia merupakan yayasan yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial, yang didirikan pada Agustus 2019 dan secara resmi berdiri oleh notaris publik dan disahkan oleh Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. 50 pada tanggal 26 September 2019.

 

Yayasan Edumadani Muslim Indonesia mengusung nama yang lebih akrab di masyarakat, yaitu EDUMADANI. EDUMADANI merupakan gabungan dari dua kata, yaitu EDU dan MADANI.

 

EDU berasal dari kata Edukasi yang lebih dikenal dan diucapkan dengan kata Pendidikan. Pengertian Edukasi adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri pada peserta didik dan mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik. Edukasi ini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, kecerdasan, dan mendidik peserta untuk memiliki akhlak mulia, mampu mengendalikan diri, dan memiliki keterampilan. Edukasi dimulai dari anak masih bayi dan akan berlangsung seumur hidupnya. Edukasi bukan hanya mulai dilakukan di sekolah atau di perguruan tinggi, namun dimulai dari lingkup yang sangat kecil dan sederhana, yaitu keluarga (orang tua). Dengan demikian, makna edukasi tidak hanya dalam suatu pendidikan formal namun juga dalam pendidikan nonformal. Edukasi adalah hal yang sangat penting bagi bangsa dan kata edukasi ini sangat familiar di masyarakat luas.

 

Kata MADANI berasal dari bahasa Arab yang artinya civil atau civilized (beradab). Pada umumnya istilah Madani disandingkan dengan kata Masyarakat. Istilah Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Masyarakat Madani merupakan konsep yang memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Istilah Madani dalam nama yayasan ini didasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam pada tahun 622 M. Fase Madaniyah adalah fase kedua dakwah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam setelah sebelumnya berdakwah di Mekkah (Fase Makkiyyah). Dakwah Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam di Fase Makkiyyah lebih dominan pada penanaman tauhid (akidah/iman), sedangkan pada Fase Madaniyyah dakwah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallamlebih ditekankan pada hukum-hukum syariat secara menyeluruh untuk membentuk peradaban Islam. Dalam Fase Madaniyah masyarakat mulai hijrah menuju masyarakat modern (dalam arti masyarakat yang memahami dan mengamalkan syariat-syariat Islam. Selain itu, kata Madani didasarkan juga pada fase turunnya ayat madaniyah. Ayat makkiyyah lebih menekankan pada tauhid dan keimanan, sedangkan ayat madaniyah berisi perintah untuk mengamalkan syariat secara kaffah sehingga tercapainya puncak peradaban Islam pada masanya dahulu.

 

Peradaban yang hebat tidak mungkin bisa dibangun dengan kokoh melainkan harus melalui pondasi pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan merupakan pilar penting dalam kejayaan, kemajuan, dan kokohnya peradaban sebuah generasi, maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam memulai dengan dakwah dan pendidikan. Dan peradaban yang dibangun oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam sangat kokoh dan menjadi peradaban terbaik manusia sepanjang sejarah kehidupan manusia, walaupun Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam membangun peradaban dalam kurun waktu yang sangat singkat, yaitu selama 23 tahun. Akan tetapi, hasil dari keberhasilan beliau adalah ketika simbol-simbol kegelapan kehidupan manusia berupa kesyirikan, kemaksiatan, kebodohan, dan kerusakan moral bisa dihancurkan. Dan Islam datang kepada umat manusia dengan cahaya tauhid, ibadah, ilmu, dan akhlaq yang mulia. Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam adalah pendidik terbaik, dan hasil pendidikan beliau terlihat dari kehebatan murid-murid beliau. Ini terjadi pada zaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam dan para sahabat dahulu, lalu bagaimana dengan kondisi umat saat ini? Sementara tidak akan baik kondisi umat yang akan datang kecuali dengan menjalankan apa yang telah diperbaiki orang-orang terdahulu dari umat ini. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh para ulama ahli ilmu dan imam semisal Imam Malik bin Anas, Imam negeri Madinah di zamannya, seorang ahli Fiqh yang masyhur dan salah satu dari imam-imam mazhab yang empat. Kalimat ini diucapkannya dan diterima oleh para ulama’ di zamannya dengan menyepakatinya bahwa.

 

لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا

Tidak akan bisa memperbaiki kondisi orang-orang yang datang kemudian dari umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki kondisi orang-orang pertamanya.

 

Ungkapan ini memberikan sebuah pengertian bahwa yang telah menjadikan mereka baik adalah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Itulah yang dapat memperbaiki mereka sampai hari qiamat. Para sahabat menjadi tauladan yang baik, mendapatkan kejayaan, dan ditolong Allah karena mereka berpegang teguh dengan agamanya, mengedepankan sami’na wa atho’na dan menundukkan akal terhadap wahyu. Maka, jika kita ingin kembali meraih kejayaan, ikutilah apa yang mereka (salafush shalih) amalkan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:

 

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

 

Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian mengambil ekor-ekor sapi dan kalian rela dengan bercocok tanam dan kalian tinggalkan jihad, Allâh Azza wa Jalla akan menimpakan kehinaan kepada kalian. Kehinaan itu tidak akan diangkat dari kalian sampai kalian kembali ke agama kalian.(H.R. Abu Dawud No. 3462).

 

Kembali kepada agama yang pernah dipraktikkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum itulah solusinya. Jika agama seseorang baik, maka yang lain ikut baik. Ini menuntut kita untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu agama. Tanpa ilmu, tidak mungkin seseorang bisa kembali ke agamanya yang benar. Tentunya hal ini perlu dinaungi dan difasilitasi.

 

Yayasan Edumadani berupaya seoptimal mungkin dalam menerjemahkan ungkapan dan atsar di atas pada setiap penyelenggaraan pendidikan, dakwah, dan sosial dengan tujuan untuk ikut mengambil bagian dalam mengembalikan pendidikan sesuai sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam sehingga diharapkan tumbuhnya masyarakat madani yang memegang teguh sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam dalam setiap aspek kehidupan.

 

Visi

Menjadi yayasan profesional dalam dakwah, pendidikan, dan sosial yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih.

 

Misi

  1. Menyelenggarakan kegiatan dakwah sunnah secara konseptual dan berkelanjutan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
  2. Mendidik kaum muslimin melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berfokus pada pelayanan prima.
  3. Melaksanakan kegiatan sosial dengan tata kelola yang bermutu dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
  4. Mengelola unit-unit pendukung kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial dengan manajemen mutu yang baik.

Motto

“khidmah & amanah untuk umat”

 

Core Value

Menjadi wasilah dalam membuka pintu-pintu kebaikan untuk dakwah Islam dan maslahat kaum muslimin, yang memegang erat nilai TAKWA di bawah ini:

 

Taat

Senantiasa berada di jalan yang sesuai dengan apa yang Allah perintahkan; dan menjauhi apa yang Allah larang, dengan memurnikan ketundukan dan kepasrahan serta ketawakkalan hanya kepada Allah di dalam menjalani setiap aktivitas.

 

Amanah

Mendidik generasi muslim dengan penuh kasih sayang serta memegang kepercayaan umat yang telah diberikan dengan penuh tanggung jawab.

 

Kooperatif

Bekerjasama dan saling membantu dalam dakwah, pendidikan, dan sosial bersama seluruh civitas (organ yayasan, organ unit di bawah yayasan, orangtua/walimurid, dan masyarakat).

 

Wara’

Berhati-hati dalam berkata dan berbuat. Semua aktivitas yang dilakukan adalah hasil musyawarah yang telah diperhitungkan dengan dasar ilmu dan pengalaman. Selalu berada dalam koridor yang haq dan nilai-nilai yayasan serta independen dalam menyikapi berbagai tuntutan atau intervensi dari pihak tertentu yang  terindikasi memiliki kepentingan.

 

Adil

Dalam falsafah bahasa Arab kata ‘adil’ berasal dari kata ‘Al-‘adl / al-‘adaalah” yang bermakna: (i) menempatkan sesuatu pada tempatnya; (ii) bijak dalam mengambil keputusan; (iii) berhias diri dengan kesolehan dan kejujuran.  Dari falsafah ini dapat disarikan bahwa yayasan harus dapat menempatkan segala sesuatu sesuai hak dan kewajibannya, yaitu menempatkan setiap orang sesuai dengan keahlian masing-masing dan pengelolaan dana diatur sebaik-baiknya agar tepat guna dan sasaran.

 

Semoga syi’ar Islam dengan pemahaman shahihah semakin meluas di bumi Indonesia ini, dan Edumadani bisa menjadi salah satu wasilah atas terbukanya pintu-pintu kebaikan bagi kaum muslimin. Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga dan membimbing kami. Barakallahu fiikum.